Minggu, 08 Desember 2019

SEJARAH JALUR KERETA API RANGKASBITUNG - ANYER KIDUL - MERAK TAHUN 1900

Sifa Tantriani
2288180034

Abstrak
Pemerintah Hindia Belanda melalui Perusahaan Kereta Api (KA) milik Pemerintah, Staatspoor-en Tramwegen in Nederlandsch-Indie (SS en T), yang dikenal sebagai Staatsspoorwegen (SS) membuka keterpencilan daerah Banten yang sering mengalami pergolakan dengan mengoperasikan KA. Jalur KA yang dibuka, antara lain, adalah jalur KA dari Batavia (Jakarta) menuju ke Anyer Kidul di pesisir Selat Sunda melalui Rangkasbitung dan Cilegon pada tanggal 20 Desember 1900. Jalur KA di Banten semakin berkembang dengan dibukanya lintas cabang Cilegon-Merak sepanjang 10 km yang dioperasikan pada tanggal 1 Desember 1914.
Kata kunci: Sejarah Jalur kereta Rangkas-Anyer-Merak , Hindia Belanda



Pendahuluan
Daerah Banten terletak di bagian barat Pulau Jawa. Pada masa lalu, Banten adalah sebuah Kesultanan yang menjadi jalur perdagangan internasional. Pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf sejak tahun 1570, Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaannya. Pelabuhan Banten menjadi bandar yang besar dan pusat perdagangan rempah-rempah di kawasan Asia Tenggara. Banten juga menjadi pusat kerajaan Islam. Namun sejak kedatangan Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1808, timbul perlawanan demi perlawanan dari Kesultanan Banten terhadap Pemerintah Hindia Belanda, yang mencapai puncaknya dengan penghancuran Keraton Surosowan Banten oleh Belanda dan sejak itu, kejayaan Banten mulai meredup.
Sejak tahun 1896, SS membangun jalur Kereta Api (KA) dari Batavia (Jakarta) menuju Rangkasbitung – Cilegon - Anyer Kidul dengan panjang keseluruhan 155 km, yang dibuka pengoperasiannya pada tanggal 20 Desember 1900. Jalur ini melintasi wilayah utara Banten seperti Rangkasbitung, Serang dan Cilegon.
Anyer, titik ujung jalur KA ini, tentunya tidak dapat dipisahkan dengan Jalan Raya Pos (De Grote Postweg) yang merupakan “mega proyek” pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda Herman Willem Daendels. Anyer merupakan titik kilometer Nol dari Jalan Raya Pos ini, dan di dekat titik Nol ini terdapat pula mercu suar peninggalan era Hindia Belanda.
Jalan Raya sepanjang 1.100 km yang dibangun tahun 1808-1809 ini membentang dari Anyer, di ujung barat Pulau Jawa hingga Panarukan, di bagian timur Pulau Jawa yang terletak di pesisir Selat Madura, melewati kota-kota seperti Batavia (Jakarta), Bandung, Cirebon, Semarang dan Surabaya, serta membuatnya menjadi urat nadi jalur perdagangan dan pertahanan di Pulau Jawa pada masa itu.

Isi
Untuk membuka keterpencilan daerah Banten yang pada masa Pemerintahan Hindia Belanda merupakan salah satu daerah yang banyak mengalami pergolakan, selain dengan pembangunan Jalan Raya Pos Anyer menuju Jakarta, yang kemudian diteruskan hingga Panarukan, Jawa Timur, maka pada tahun 1896 perusahaan kereta api milik Pemerintah yang bernama Staatspoor-en Tramwegen in Nederlandsch-Indie (SS en T), yang dikenal sebagai Staatsspoorwegen (SS) membangun jalur Kereta Api (KA) dari Batavia (Jakarta)            menuju                Rangkasbitung Cilegon-Anyer Kidul dan lintas cabang dari Duri ke Tangerang dengan panjang keseluruhan 175 km.
Staatsspoorwegen ( SS ) Sendiri adalah Perusahaan Kereta Api Milik Pemerintah Hindia Belanda Yang Diresmikan pada tanggal 6 April 1875.
Sejak tahun 1896, SS membangun jalur Kereta Api (KA) dari Batavia (Jakarta) menuju Rangkasbitung-Cilegon-Anyer Kidul dengan panjang keseluruhan 155 km, yang dibuka pengoperasiannya pada tanggal 20 Desember 1900. Jalur ini melintasi wilayah utara Banten seperti Rangkasbitung, Serang dan Cilegon.
Kemudian pada tahun 1914 tepatnya tanggal 1 Desember 1914, di jalur ini SS membuka lintas cabang dari Cilegon (lebih tepatnya di Krenceng) menuju Merak sepanjang 10 km. Jalur ini merupakan akses menuju ke Pelabuhan Penyeberangan Merak, yang merupakan pelabuhan untuk kapal angkutan penyeberangan menuju Pelabuhan Panjang (Oost-Haven) di Pulau Sumatera. Pada masa itu, kapal penyeberangan Merak-Panjang dikelola oleh Koninlijk Paketvaart Maatschappij (KPM), suatu perusahaan pelayaran Belanda. Di kemudian hari, untuk mempersingkat waktu dan jarak tempuh, pelabuhan penyeberangan di Sumatera dipindahkan dari Panjang ke Bakauheni.
Jalur KA di sekitar Cilegon, Cigading dan Anyer Kidul disajikan pada peta di bawah ini:

Berdasarkan Buku Daftar Lintas PJKA, stasiun dan perhentian KA di ruas CilegonAnyer Kidul beserta jaraknya adalah sebagai berikut:


Merujuk pada Jadwal Perjalanan KA yang diterbitkan pada tahun 1931, yang bersumber dari Officieele Reisgids der Spoor en Tramwegen en Aansluitende Automobieldiensten op Java en Madoera, tergambarkan bahwa dari Batavia (Jakarta)-Rangkasbitung-Anyer Kidul pergi-pulang (pp) terdapat 3 perjalanan KA dalam sehari. Waktu tempuh perjalanan adalah bervariasi dari 5 jam 43 menit hingga 7 jam 7 menit. Kereta penumpang yang digunakan adalah dari kelas 2, kelas 3 dan kelas 3 khusus untuk warga pribumi.
Tidak lama setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, pengelolaan di jalur Jakarta-Rangkasbitung-Anyer Kidul dikelola oleh Djawatan Kereta Api Republik Indonesia (DKARI) hingga sampai Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). Kemudian, di era PJKA inilah pada tahun 1981, ruas antara Cigading hingga Anyer Kidul sepanjang 12 km tidak dioperasikan lagi, sementara ruas antara Cilegon-Krenceng hingga Cigading masih beroperasi hingga kini untuk KA angkutan batubara. Stasiun Cigading kemudian dibuat bangunan baru di lokasi yang berbeda dengan Halte Cigading pada masa silam. Pemerintah Republik Indonesia membangun sepenggal jalur baru menuju Stasiun Cigading (baru) yang dilengkapi pula dengan sarana pemuatan batubara.
Pada jalur yang relatif singkat sepanjang 12 km antara Cigading hingga Anyer Kidul, setidaknya hingga tahun 2016, masih bisa dilihat jejak peninggalan seperti bekas bangunan stasiun dan jembatan KA, yaitu Stasiun Anyer Lor, Stasiun Anyer Kidul dan Jembatan Kali Anyer.
Bila dilakukan susur rel dirunut dari jalur KA aktif dari arah Krenceng, selepas Stasiun Krenceng ke arah barat, maka kemudian dijumpai percabangan 3 jalur KA, jalur ke arah barat menuju ke Cigading, dan 2 jalur ke arah barat laut, masing-masing adalah jalur menuju Merak dan Kawasan Industri Cilegon (Pabrik baja Krakatau Steel).
Berikut Merupakan Stasiun Kereta Api Antara Stasiun Rangkasbitung, Stasiun Anyer Kidul dan Stasiun Merak :
1. Stasiun Jambu Baru
2. Stasiun Catang
3. Stasiun Cikeusal
4. Stasiun Walantaka
5. Stasiun Serang  dibuka pada tanggal 1 Juli 1900
6. Stasiun Karangantu
7. Stasiun Tonjong Baru
8. Stasiun Cilegon dibuka pada tanggal 13 Maret 1887
9. Stasiun Krenceng – Anyer :
a. Stasiun Cigading
b.      Stasiun Ciwandan
c.       Stasiun Anyer Lor
d.      Stasiun Anyer Kidul
10. Stasiun Krenceng – Merak :
a.       Stasiun Merak




Daftar Pustaka
Sumber Internet :
 https://www.wikiwand.com/id/Jalur_kereta_api_Merak%E2%80%93Tanahabang#/Percabangan_menuju_Anyer_Kidul
https://javarailmaps.blogspot.com/2017/10/jalur-kereta-api-sskai-rangkasbitung.html
https://www.kompasiana.com/rushanovaly/5646719ec4afbda3134f856e/mengenang-perang-kemerdekaan-di-jalur-ka-rangkasbitungtanah-abang

Sumber Buku :
Bruin, Jan de. Het Indische Spoor In Oorlogstijd: de spoor- en tramwegmaatschappijen in Nederlands-Indiƫ in de vuurlinie, 1873-1949. Uitgeverij Uquilar. Nederlands. 2003.
Isnaeni, Hendri F & Apid. Romusa, Sejarah yang Terlupakan. Ombak. Yogyakarta: 2008
Kompas. Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas 200 Tahun Anjer-Panaroekan, Jalan (untuk) Perubahan. PT Kompas Media Nusantara. Jakarta. 2008
Oegema, J.J.G. De Stoomtractie op Java en Sumatera. Kluwer Technische Boeken. Nederlands. 1982.
Sujadi, Akhmad. Membangun Perkeretaapian Jakarta-Banten: Aman, Nyaman, Modern, Terpadu. PT Ilalang Sakti Komunikasi. Depok. 2011
Tim Telaga Bakti Nusantara. Sejarah Perkeretaapian Indonesia Jilid I. Angkasa.1997
Unit Pusat Pelestarian, Perawatan dan Desain Arsitektur PT. Kereta Api Indonesia (Persero). Jalur Kereta Api Saketi-Bayah 1944-1952. 2015